Noviemi Nina Dewanty Pandia

Noviemi Nina Dewanty Pandia

Sabtu, 27 Juli 2013

Helaian Rindu

Mommy, Mommy, Mommy...
Sudah lama tak melihatmu, sudah lama tak memanggilmu.
Bahkan wajah kasih itu, aku lupa bagaimana rupa tanpa bercermin.

Neng, Neng, Neng...
Panggilan kecil itu, aku merindukannya hanya dari suaramu.
Neng-nong, Neng-nong, Neng-nong...
Manjaku layaknya gadis mungil terlihat riang.

Hufthh,...
Aku mendengus dengan senyuman,
Mengingat kapan kita duduk berhadapan.
Yang terlihat hanya bayangan dengan raga berbeda.

Mommy, Mama, Ibu,
Atau apalah sebutan untuk semua wanita yang tulus menyayangiku.
Terima kasih untuk titik-titik kebahagiaan yang berkumpul dalam Ragaku.
Terima kasih t'lah menyirnakan luka perih itu.
Hanya air mata yang tersimpan, tertatih tak berucap.

28 Juli 2013,
Aku melihat 49 tahun dalam lingkaran ingatan 8 tahun yang t'lah berlalu.
"Selamat ulang tahun, Mommy yang melahirkanku."
Anakmu selalu merindukanmu. :')

Sabtu, 22 Juni 2013

Tentangmu

Kau terlalu indah, hingga aku tak sanggup berpaling.
Senyum yang terhias, seolah menyihir kesadaranku.
Aku tertegun dalam waktuku.

Suara adalah lagu, dan namamu nyanyianku.
Tatapan, paras, senyum, dan kumis tipismu, menghantui kesendirianku.
Detik, hari, tahun,
Ratusan, Ribuan, bahkan jutaan berulang namamu kusebut.
Terlalu sulit dilupakan hingga selalu terucap.

Bukan karna ku gadis pemalu,
bahkan menjunjung harga timur.
Mungkin hanya seorang pengecut, sekedar tulisan setengah reaksi.
Aku belum mampu melupakan semua tentangmu.

Maka rasa ini terlihat mati.

Senin, 17 Juni 2013

Happy Father's Day, My Beloved Man



Dad, I was the only girl that you've got.
Outlet's are running with waving hair.
Seen as a reflection of my future life.
Figure of my dream man.

Dad joy's and sorrow's of our evening was the singing.
Hum laughs in the hope that you dreamed of.
I hope to walk straight, occasionally looking down and smiling.
Dad, I hope as you wish.

Dad, you are the big tree refuge.
Rainy day when his umbrella, and lanterns life.
Daddy and I, like the ideal's that will reach.
And prayer is the path.

Happy Father's day, my dear Daddy.
It's just a row of words that have been forgotten I'd written,
But Daddy always primary in the liver.
Wait Dad, soon I knitted our dream's.

Selasa, 05 Maret 2013

Sebatas Jaringan Seluler

Hanya terdiam dikeheningan malam,
Sebatas memastikan perasaan hati.
Kamu, tak kusangka secepat ini.
Tanpa ada yang tahu, mampu menjadi daya tarikku.


Lembar setiap detik, menjadi saksi lukisan rasa.
Menambah kesegaran setiap udara yang kunikmati.
Kepadamu, kesan pertama yang menganggu rasa penasaranku.
Dan tak kusangka, ada kerinduan disini.

Jarak, waktu, dan rasa ini.
Sebatas jaringan seluler yang mewarnai hariku.
Iringan lirik nada rindu, berkumandang menjadi nuansa bening.
Dan kaulah si pencuri hatiku.

Cerita demi cerita, berubah menjadi berbagi kisah.
Dan hati ini menetapkan pasti, sebelum kau berumbar janji.
Esok, lusa, atau dihari yang ditetapkan itu.
Aku menanti saat itu.
Rahasia ke-II, hanya ada aku dan kamu.

Kamis, 17 Januari 2013

Kenangan itu

Dalam diam, tanpa sadar aku masih menyebut namamu.
Berbayang samar dalam ingatanku, tapi jelas terasa menusuk perasaanku.
Hitam bersama pekat, semakin menghitam tanpa merah.
Berlahan, membiarkan tangis mengering tanpa air mata.

Kau, jauh sebelum aku mengenalmu.
Hati ini sudah memilih lari mengejarmu.
Merasakan setiap langkah angin dalam dekapan nafasmu,
Walau bimbang ragu mengapai anganku.

Kenangan itu, sedikit memudar jauh kuraih.
Belum kutemukan, hening kumenanti.
Seperti rajutan, memulai detik menentukan pagi.
Meninggalkan sisa remah bakar kehidupan.

Aku, dan siapapun engkau yang selalu menghantui kesendirianku.
Aku masih menunggu, bertahan dan mencoba berpaling bersama waktu.

Berharap, bukan untuk melupakanmu.
Hanya sekedar menghilangkan bulir-bulir rasa kesendirianku.

Kamis, 20 September 2012

Rindu Ini...

Ini hati, berbayang nama yang tak terlihat.
Ada sakit tertahan, yang sengaja kugores di hati.
Semakin perih, dadaku nyeri diterjang ombak.
Ini ingatan lalu-lalang setiap hari, terlalu menganggu.
Ada rindu, entah aku tak tahu milik siapa..??

Aku terhempas, seakan jatuh dipersudutan kelam.
Mataku bermuram dengan lembah perlinangan.
Seperti ranting kering, rapuh bermandi bius rasa.
Perih, aku tertatih dengan jatung seakan lupa berdetak.
Bagaimana bisa melupa, saat kutemukan rindu masih mencari.

Dan air mata kembali basah diperaduan, membuatku terlihat bodoh lagi dan lagi.
Kau, tanpa inisial sebuah nama.
Hari ini, semalam, dan sebelumnya, Aku ingat untuk melupakan.
Sekarang walau telah berakhir,
Rindu ini, tetap masih ada. Untukmu...

Kenangan itu, aku seperti lupa pada padang rumput kuberpijak.
Rasa ini mengendalikan ketidakwarasanku, rasioku sudah tak berlogika lagi.
Aku, seperti apa rindu ini?! Mati sudah termakan perasaan.
Iya, aku sedang tidak sehat...

Selasa, 31 Juli 2012

Baru 7 Tahun

Hariku lain saat aku sadar kau berpaling tak lagi denganku.
Hatiku berguncang, tapi suaraku terbenam.
Aku sadar, tapi terlalu takut membuka mata.
Hari-hari itu baru berlalu, dan bagiku serasa 77 tahun sudah menganggu hidupku.

Baru 7 tahun, dan aku sanggup menyembunyikan rasa kehilanganmu.
Harusnya hari itu aku ikut, bukan hanya menangis takut.
Harusnya jika ingin pergi, 7 tahun lalu kau harus permisi padaku.
Kau meninggalkanku, kau pikir apa aku tidak kehilangan?!

Tega, aku sudah hancur...
Rasanya tak sanggup membuka mata, terlalu takut menutupnya lagi.
Kenangan itu, lagi lagi dan lagi...
Bukan hanya sekedar kumpulan gambar, tapi cerita.

Aku menangis, tak mengerti bagian mana yang kutangisi.
Harusnya saat itu, ada waktu satu menit saja,
Aku ingin mengulang semuanya, pada tempatnya.
Tolong aku, dengarkan aku..
Aku mohon, JANGAN PERGI....!!!